MANFAAT DAUN SALAM UNTUK PENYAKIT DIABETES

MANFAAT DAUN SALAM UNTUK PENYAKIT DIABETES

MANFAAT DAUN SALAM UNTUK PENYAKIT DIABETES
MANFAAT DAUN SALAM UNTUK PENYAKIT DIABETES
Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan Nusantara. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum.

Lalu benarkah daun salam memiliki manfaat untuk penyakit diabetes?

A. 2016 Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) menerbitkan laporan ilmiah dengan judul ==> PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum Wight.) TERHADAP GLIBENKLAMID DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.[1]

Ringkasan laporan ilmiah sebagai berikut:
Daun salam (Syzygium polyanthum Wight.) merupakan salah satu obat herbal antidiabetes yang banyak dikonsumsi masyarakat.

Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan pada dosis 2,64 mg/20 g BB (26,6%) dan 5,24 mg/20 g BB (34,2%) (Studiawan & Santosa, 2005).

Selain itu, penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun salam pada dosis 249,6 mg/kg BB dan 499,2 mg/kg BB dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan sebanding dengan glibenklamid (Carolina, R., 2007).

Kombinasi antara obat herbal dan obat sintesis tidak menutup kemungkinan terjadinya interaksi. Ada kekhawatiran munculnya efek hipoglikemik yang berlebihan apabila antidiabetes herbal dikonsumsi bersama dengan ADO. Hasil penelitian Steffi Liem, 2015 menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak daun salam dan glibenklamid dapat menurunkan kadar glukosa darah yang signifikan pada mencit yang diinduksi aloksan dibandingkan dengan pemberian tunggal glibenklamid ataupun ekstrak daun salam.

Penggunaan bersama glibenklamid dan ekstrak daun salam secara oral terbukti dapat memperbesar penurunan kadar glukosa darah. Untuk itu, pengkombinasian glibenklamid dengan ekstrak daun salam dapat dilakukan oleh pasien diabetes untuk memperbesar penurunan kadar glukosa darah, tetapi tetap diperlukan pengawasan dalam penggunaannya terutama jika digunakan lebih dari 14 hari.

B. 2016 Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Edisi Khusus PEPKI VIII menerbitkan artikel ilmiah dengan judul ==> Efek ekstrak daun salam pada kadar glukosa darah.[2]

Ringkasannya sebagai berikut:
Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan salah satu tanaman yang secara luas digunakan sebagai salah satu bumbu masakan dan secara tradisional digunakan dalam tatalaksana diabetes di Indonesia.

Analisis fitokimia menunjukkan bahwa di dalam daun salam terdapat kandungan minyak esensial, tanin, flavonoid dan terpenoid.

Flavonoid yang terkandung di dalam daun salam merupakan salah satu golongan senyawa yang dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Daun Salam memiliki banyak manfaat yaitu mengobati kencing manis, kolesterol tinggi, hipertensi, diare, dan gastritis. Analisis fitokimia menunjukkan kandungan minyak esensial, tanin, flavonoid dan terpenoid dari daun salam.

Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa fenol yang diduga dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Penelitian tentang potensi Daun Salam (Eugenia polyantha) ini telah lama dan banyak dilakukan, baik pada hewan bahkan juga pada manusia.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Limawan pada tahun 1998 yang melakukan uji aktivitas infusa daun salam pada kadar glukosa kelinci, dimana didapatkan hasil bahwa infus daun salam dengan dosis 175 mg/kg BB kelinci dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci.

Kemudian, Studiawan dan Santosa pada tahun 2005, mereka melakukan uji aktivitas ekstrak etanol daun salam terhadap kadar glukosa darah mencit yang diinduksi dengan aloksan. Dari perlakuan tersebut didapatkan bahwa ekstrak etanol daun salam dengan dosis 2,62mg/20 gBB dan 5,24mg/20 gBB dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit jantan yang diinduksi dengan aloksan secara bermakna (p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara dosis perlakuan 1 dibandingkan dengan dosis perlakuan 2 dikarenakan kadar flavonoid yang diantara kedua dosis belum mampu menghasilkan beda yang bermakna.

Pada tahun 2011, Aljamal melakukan penelitian terhadap 65 pasien Diabetes Mellitus tipe 2. Pasien tetap mengkonsumsi diet rutin dan obat anti DM secara rutin dengan suplementasi 2 gr bubuk daun salam selama 4 minggu. Hasil yang didapatkan adalah tarjadi penurunan kadar gula darah, kolesterol total, LDL dan Trigeliserida disertai Peningkatan HDL. Didalam daun salam terdapat senyawa polifenol yang memiliki efek pada sensitifitas insulin, uptake glukosa dan antioksidan sehingga diduga dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah. Senyawa ini banyak ditemukan pada buah-buahan, sayuran dan kebanyakan herbal.

Lenolo dan Tachibana pada tahun 2013 juga melakukan preeliminari studi dengan menggunakan ekstrak infusa daun salam pada tikus jantan wistar. Hasil yang didapatkan terdapat penurunan kadar glukosa darah antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa daun salam memiliki potensi anti diabetik melalui jalur alfa glukosidase inhibitor.

Penyakit Diabetes mellitus merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Penyakit ini prevalensinya dari tahun ke tahun cenderung meningkat.

Obat-obatan yang ada saat ini sudah banyak tapi komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit ini masih banyak yang sulit dikendalikan. Oleh karena itu, diperlukan  modalitas terapi baru yang dapat menyamai anti diabetes fisiologis, aman dan ekonomis. Salah satu tanaman herbal Indonesia yang telah digunakan secara tradisional untuk mengobati Diabetes mellitus adalah Daun Salam. Di dalam Daun Salam terdapat kandungan minyak esensial, tanin, fenol-flavonoid dan terpenoid. Senyawa Fenol-Flavonoid merupakan senyawa yang dapat menurunkan kadar gula darah sehingga Daun Salam diduga memiliki efek anti diabetes. Hal ini telah dibuktikan dalam beberapa penelitian baik yang dilakukan secara in vivo, yaitu dengan menggunakan hewan percobaan, maupun penelitian langsung kepada manusia, dimana setelah diberikan ekstrak Daun Salam terjadi penurunan pada kadar gula darah secara signifikan.

Ekstrak daun salam berefek secara signifikan dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah. Oleh karena itu, mengingat tanaman ini banyak terdapat di Indonesia, maka tanaman ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai modalitas terapi obat herbal dalam pencegahandan pengobatan diabetes melitus.

C. 2017 Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan diterbitkan sebuah skripsi dengan judul ==> Efek ekstrak daun salam (syzygium polyanthum) terhadap, glukosa darah sewaktu, kadar profil kolesterol dan diabetik kardiomiopati pada tikus diabetes melitus.[3]

Ringkasan sebagai berikut:
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah diatas normal akibat terganggunya sekresi insulin dan kerja insulin dalam tubuh.

Komplikasi diabetes melitus salah satunya adalah kardiomiopati diabetik.

Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan salah satu tanaman yang dapat menurunkan kadar glukosa darah, daun ini mengandung senyawa antioksidan yang mampu mengatasi kondisi hiperglikemi dan hiperlipidemi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak daun salam dengan dosis 300 mg/kgBB/hari per oral selama 28 hari terhadap glukosa darah, berat badan, kolestrol, indeks apoptosis sel otot jantung, dan diameter sel otot jantung pada tikus yang diinduksi streptozotosin(STZ).

Penelitian ini menunjukkan bahwa daun salam secara signifikan (p < 0.05) dapat menurunkan glukosa darah, meningkatkan berat badan, menurunkan kolesterol, menurunkan rata-rata persentase apoptosis sel jantung, dan tidak menunjukan efek yang signifikan terhadap perbedaan diameter sel otot jantung(p>0.05).

Dapat disimpulkan bahwa daun salam mempunyai efek hipoglikemi dan hipolipidemik.

D. 2018 FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR menerbitkan sebuah skripsi dengan judul ==> Pengaruh Air Rebusan Daun Salam (Syzygium Polyanthum) terhadap Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja PUSKESMAS Wonorejo Samarinda.[4]

Ringkasannya sebagai berikut :
Daun salam(Syzygium polyanthum) merupakan salah satu tanaman yang secara luas digunakan sebagai salah satu bumbu masakan dan secara tradisional digunakan dalam tatalaksana diabetes di Indonesia (Agoes, 2010). Analisis fitokimia menunjukkan bahwa di dalam daun salam terdapat kandungan minyak esensial, tanin, flavonoid dan terpenoid.

Flavonoid yang terkandung di dalam daun salam merupakan salah satu golongan senyawa yang dapat menurunkan kadar glukosa darah, Daun Salam memiliki banyak manfaat yaitu mengobati kencing manis, kolesterol tinggi, hipertensi, diare, dan gastritis. Analisis fitokimia menunjukkan kandungan minyak esensial, tanin, flavonoid dan terpenoid dari daun salam. Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa fenol yang diduga dapat menurunkan kadar glukosa darah (Widyawati, dkk, 2014).

Menurut Sulistyowati (2012) mengatakan bahwa rebusan daun salam akan terasa manfaatnya menurunkan kadar glukosa apabila di konsumsi selama 7 hari berturut-turut minimal diminum sehari sekali sebanyak 220ml (gelas duralex) pada pagi hari sebelum makan. Air rebusan daun salam dapat bertahan selama 3 hari apabila tidak diolah, dan dapat  dikeringkan untuk dijadikan ekstrak. Daun yang dipilih untuk dijadikan air rebusan yaitu daun salam muda yang berwarna hijau muda.

Kesimpulan:

Daun salam kemungkinan memiliki potensi untuk menjadi obat diabetes.

Catatan:

1. Tulisan ini dibuat dengan tujuan sebagai tambahan pengetahuan saja.
2. Jangan menjadikan tulisan ini sebagai panduan pengobatan.
3. Konsultasikan kepada dokter anda jika anda mau konsumsi daun salam.

Sumber:
[1] Hikmah, N., Yuliet, Y., & Khaerati, K. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum Wight.) TERHADAP GLIBENKLAMID DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy), 2(1), 24-30. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Galenika/article/viewFile/5300/4046
[2] Parisa, N. (2016). Efek ekstrak daun salam pada kadar glukosa darah. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Edisi Khusus PEPKI VIII, 1(2), 404-408. http://eprints.unsri.ac.id/7371/1/nita_pepki_unila.pdf
[3] Nurrachmawati, I. Efek ekstrak daun salam (syzygium polyanthum) terhadap, glukosa darah sewaktu, kadar profil kolesterol dan diabetik kardiomiopati pada tikus diabetes melitus (Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 2017). http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37333/1/IRFIANI%20NURRACHMAWATI-FKIK.pdf
[4] Rahman, M. F., & Setyawan, A. B. (2018). Pengaruh Air Rebusan Daun Salam (Syzygium Polyanthum) terhadap Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja PUSKESMAS Wonorejo Samarinda. https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/611/SKRIPSI.pdf?sequence=1

Belum ada Komentar untuk "MANFAAT DAUN SALAM UNTUK PENYAKIT DIABETES"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel